| Duo Humanis |
Nah, hal yang menarik lagi dari Gusdur adalah ketika beliau menjadi Pimpinan Sidang (Pindang) guna memimpin rapat soal Pancasila pada Muktamar NU ke 27 di Situbondo yang bersejarah itu.
Ini
momen NU kembali ke Khittah 1926. Saat itu ada 3 komisi. Salah satunya adalah
komisi yang membahas hubungan Islam dan Pancasila. Dua komisi yang lain
membicarakan soal Keorganisasian dan Program. Mereka membahasnya di tempat yg
berbeda dan dengan jumlah anggota rapat komisi yang cukup banyak.
GD
memimpin komisi yang merumuskan Deklarasi. Beliau kemudian menunjuk 5 orang
kyai sebagai anggotanya. “Salah satunya adalah saya (Gusmus)”, GD membuka
rapat. Lalu bertanya kepada satu persatu anggota, bagaimana pendapat
masing-masing mengenai Pancasila dan Islam. Mereka menyampaikan pandangannya
terhadap satu persatu sila dlm Pancasila itu, berikut sejumlah argument
keagamaannya.
GD
mendengarkan dengan penuh perhatian. Pancasila menurut mereka tidak bertentangan
dengan Islam, malahan sejalan. Islami.” Usai mereka menjawab, GD bilang :
“Bagaimana jika ini saja yang nanti kita sampaikan, kita deklarasikan di
hadapan Pleno Muktamar?”. Mereka setuju,sepakat bulat. Dan rapat di tutup.
Alfatihah !”.
GD
tersenyum manis. Ya manis sekali.“ GD hebat sekali. Ck ck ck. Rapat untuk
sesuatu yang mendasar dan fondasi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, hanya
diputuskan dalam waktu 10 menit, Sementara komisi yang lain rapat berjam-jam,
sampai subuh!. Ha ha ha.
---
Sumber:
.jpg)
Terima kasih atas masukan anda.