Contectual Teaching Learning atau
yang biasa disingkat CTL merupakan salah satu pendeakatan yang digunakan dalam
sebuah pengajaran, dimana anak didik akan dihadapkan langsung dengan realitas
fenomena objek yang melintas di jagat sosial masyarakat. Harapannya tentulah
pasti agar anak didik mampu merangsang daya pikirnya untuk memahami seputar
realitas yang berlaku di rana masyarakat. Hingga puncaknya pengalaman langsung
tersebut mampu menjadi sebuah kepingan Puzzle yang akan menjadi rangkaian
paradigma pola pikir anak didik yang lebih kreatif, imajinatif, inovatif, dan
pastinya optimis menghadapi masa depan.
Bagi SMP Islam istilah Tikung
Contectual Teaching Learning (CTL) bukanlah hal yang terbilang asing, mengingat
istilah ini senantiasa menjadi trend tiap berganti tahun ajaran. Alasannya
sederhana pendekatan CTL yang biasa dipakai SMP Islam Tikung berbentuk “Rihlah”
yang pastinya akan selalu di nantikan pihak-pihak yang gemar ”Klayapan”. Namun
Klayapan disini bukan sembarang Klayapan, melainkan klayapan bermanfaat. Para
anak didik akan dibawa langsung ke daerah yang memiliki potensi untuk digali
informasinya, baik itu objek yang berkaitan tentang fenomena sosial, budaya
setempat, atau produk yang lahir dari proses pembudayaan tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir
ini, SMP Islam Tikung menyuguhkan komposisi menarik dalam rangkaian ketiatan
Contectual Teaching Learning (CTL) yang menjadi kegiatan wajib bagi seluruh
pelajar kelas VII dan VIII. Dimana Contectual Teaching Learning (CTL) yang
digagas berfokus pada objek rana industri alias pabrik. Alasan pemilihan lokasi
industri sebagai objek Contectual Teaching Learning (CTL) yakni agar para anak
didik mampu memotivasi diri untuk mengembangkan bakat dan minatnya yang
diharapkan berguna untuk masa mendatang.
Terlebih Indonesia memang sedang
gencar-gencarnya meningkatkan diri dibidang pasar dan industri. Adanya program
MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang digagas beberapa negara ASEAN termasuk
Indonesia, menjadi bukti nyata semakin diperhatikannya pengembangan pasar dan
pabrikan. Belum lagi faktor perkembangan teknologi dan informasi yang semaikin
melejit melalui gawai sakti yang dipadukan dengan kecepatan super “Kampung
Virtual”. Pastinya hal semakin ini menegaskan pentingnya sebuah penguasaan
teknologi dibidang ekonomi untuk masa mendatang.
Nah, disinilah urgensi Contectual
Teaching Learning (CTL) ala SMP Islam Tikung yang memang salah satu objek
tujuannya adalah lembaga industri pabrikan makanan dan minuman yang memang
sudah popular di kalangan masyarakat. Sebut saja seperti Mc Donnald, Yakult,
hingga teh botol Sosro yang menjadi objek Contectual Teaching Learning (CTL)
edisi tahun 2019.
Pemilihan pabrik teh botol Sosro
sebagai lokasi Contectual Teaching Learning (CTL) SMP Islam Tikung
bukanlah asal pilih tanpa alasan.
Melainkan karena memang teh botol Sosro sendiri memang salah satu produk
minuman yang sudah membumi di kalangan masyarakat. Produk tersebut bahkan mampu
eksis bertahan dari panasnya persaingan pasar sejenis sejak puluhan tahun
hingga sekarang. Alasan sederhana inilah yang menjadi latar belakang pemlihan
pabrik Sosro sebagai lokasi Contectual Teaching Learning (CTL) SMP Islam
Tikung. Meski kedekatan lokasi pabrik Sosro yang terbilang tak begitu jauh dari
lokasi lembaga sekolah juga menjadi penguat lain penentuan lokasi.
Tak jauh beda dengan Contectual
Teaching Learning (CTL) di tahun sebelumnya, kegiatan pada tahun ini juga masih
mempertahankan program napak tilas di beberapa tempat yang bersejarah.
Tujuannya agar dapat menanamkan nilai menghargai perjuangan dimasa lampau pada
diri para peserta didik, sebagaimana ungkapan Jas Merah Bung Karno (Jangan sekali-kali
melupakan sejarah). Alhasil Pesarehan Simbah Sayyid Sulaiman Betek Mojoagung
Jombang pun diplot sebagai lokasi pilihan sesi napak tilas dalam rangkaian
kegiatan Contectual Teaching Learning (CTL).
Untuk meningkatkan kemapuan
akademis para peserta didik SMP Islam Tikung, ketika acara berlangsung baik
ketika berkunjung di Sosro maupun ketika napak tilas di Mojoagung, para peserta
didik diberikan mandat oleh sekolah untuk mampu menggali informasi
sebanyak-banyaknya dari dua objek tersebut. Nantinya sebagai refleksi kegiatan
Contectual Teaching Learning (CTL) maka para peserta didik berkewajiban untuk
menyusun laporan hasil penelitian dari kunjungan ke dua tempat tersebut.
Dengan demikian pada akhirnya
diharapkan melalui Contectual Teaching Learning (CTL) tahun 2019 akan mampu
memberi sentuhan pada diri setiap peserta didik. Baik ketertarikan dan motivasi
diri terhadap dunia kerja, peningkatan spirirualitas keagamaan, pemahaman
sejarah masa lampau, maupun kemampuan akademis dalam merangkai laporan melalui
diksi antar kata. [ ]
Mojokerto, 12 Desember 2019
0 Komentar
Terima kasih atas masukan anda.