![]() |
| Ajur, Alasan Pengetikan Ulang |
”Tuhanku, Jika timbul daripadaku amal kebaikan maka itu semata-mata karena anugerah-Mu (Karunia) dan Engkau yang berhak menuntut padaku. Sebaliknya jika terjadi kejahatanku maka itu semata-mata keadilan-Mu dan engkau berhak menutut atas kejahatan itu -
(Munajat ke 6 Ibnu Attoillah)
Sedikit Penjelasan Pengajian Kyai Djamal
Apabila manusia melakukan perbuatan terpuji seperti; iman,
tawakkal, ikhlas, sabar, dan lain lain itu sebenarnya merupakan anegerah dari
Allah SWT. Hasilnya karena memang hal tersebut angerah-Nya, maka Allah SWT
berhak menuntut (Jawa: Undat-undat) pada kita semua.
Segala sesuatu
di dunia ini adalah ciptaan Allah SWT, jadi Allah berhak memiliki hal tersebut.
Termasuk hak untuk melakukan segala sesuatu pada hal tersebut. Karena itulah
manusia harus mempunyai sifat baik seperti sifat sayang pada sesama, sebagaimana
sabda nabi yang dikutip Kyai Djamal, “Barangsiapa yang tidak mempunyai rasa
sayang, maka tidak akan disayang Allah SWT”.
Berkaitan
dengan penuntutan sejatinya hanya Allah SWT saja yang berhak mengambil sikap
demikian pada hamban-Ny. Sebagaimana rasul yang berhak menuntut (undat-undat)
pada umatnya. Atau menuntutnya seorang orang tua yang meng-undat-undat pada
sang anak, dalam hal lain sang guru yang meng-undat-undat pada si murid.
Berbincang
tentang anak sebagaimana disinggung sekilas diatas, hal urgen yang harus
dipahami adalah bahwa kesalehan anak itu sebenarnya tergantung dari kesalehan
dari sang ibu. Hal ini dikuatkan dengan cerita hikayat jaman kala seperti kasus
Nabi Nuh As, dimana beliau mempunyai beberapa istri.
Istri pertama bernama Amrah yang terenal budi luhurnya, hasilnya keenam anak Nabi Nuh As dari Amrah semuanya berperilaku baik dan kesemuanya menjadi nabi juga. Adapun istri kedua yang bernama Mal’ab terkenal perilaku buruknya hingga menurunkan anak-anak yang juga punya sifat buruk, sebut saja Kan’an dan Baluz yang nasipnya ikut tenggelam banjir bandang bersama ibunya pula.
Istri pertama bernama Amrah yang terenal budi luhurnya, hasilnya keenam anak Nabi Nuh As dari Amrah semuanya berperilaku baik dan kesemuanya menjadi nabi juga. Adapun istri kedua yang bernama Mal’ab terkenal perilaku buruknya hingga menurunkan anak-anak yang juga punya sifat buruk, sebut saja Kan’an dan Baluz yang nasipnya ikut tenggelam banjir bandang bersama ibunya pula.
Pertanyaannya
mengapa Nabi Nuh As yang notabenenya nabi memilih juga memperisteri wanita yang
berperilaku buruk. Bukan serta merta jodoh dan takdir merupakan skeario dari
Ilahiyyah. Namun memang Nabi dan beberapa sufi memang memiliki alasan
tersendiri.
mungkin saja premis pribadi logis mengacu apa yang didawuhkan Kyai Djamal, dan premis itu dialanogikan fenomena “dilan” adalah; “Biar aku saja yang memperisteri wanita tersebut, berat memperisterinya. kalian (umat) tak akan kuat dengan sikap perangainya yang begitu jelek. Dengan demikian bisa saja para wakil Allah SWT tersebut semata-mata mengorbankan dirinya untuk menanggung memperisteri wanita yang buruk perangainya, karena jika salah satu umatnya yang memperisterinya maka dikhawatirkan akan ikut terseret dalam keburukan dari wanita tersebut.
mungkin saja premis pribadi logis mengacu apa yang didawuhkan Kyai Djamal, dan premis itu dialanogikan fenomena “dilan” adalah; “Biar aku saja yang memperisteri wanita tersebut, berat memperisterinya. kalian (umat) tak akan kuat dengan sikap perangainya yang begitu jelek. Dengan demikian bisa saja para wakil Allah SWT tersebut semata-mata mengorbankan dirinya untuk menanggung memperisteri wanita yang buruk perangainya, karena jika salah satu umatnya yang memperisterinya maka dikhawatirkan akan ikut terseret dalam keburukan dari wanita tersebut.
Dalam pengajian
kali ini KH. Moh. Djamaludin Ahmad juga menyinggung perihal berdoa, yang mana
harus diniati empat hal pula meliputi; ibadah, menjalankan kewajiban perintah
Allah, merasa hina, dan merasa fakir butuh bantuan kepada Allah SWT.
Kembali ke
perihal anak, menurut KH. Moh. Djamaludin Ahmad dikatakan beliau bahwa ada tiga
hal yang perlu diperhatikan jika ingin dikaruniai anak sholeh; Pertama, Quwwatu
Al Halal, yaitu selalu memakan makanan yang halal, baik dzatnya atau cara
memperolehnya. Kedua, Mujalasatu Al Ulama, artinya yaitu selalu
bertempat duduk (dekat) dengan orang alim (ulama) yang benar-benar ulama, bukan
status ulama su’ yang memperelat status ulama untuk kepentingan dunia semata.
Dan ketiga, Sholah Al Khomsin Lil Imam, artinya selalu jama’ah
lima waktu.
Tiga hal positif
diatas sangat berlawanan dengan tiga hal yang pernah didawuhkan Nabi Saw kepada
Sayyidina Ali. Bahwa menurut Nabi ada tiga hal yang menyebabkan seseorang
celaka meliputi ; Quwwatu Al Haram (makan makanan yang
haram), Wajtanibu Al Ulama (Menjauhi / benci Ulama), dan Sholah Al
Khomsin bi la Imam (Selalu Sholat 5 waktu tanpa berjamaah).
***
Sebelum
dipungkasi penjelasan kajian ini, Kyai Djamal kembali menceritakan sebuah
hikayat tentang sebuah skenario sebagaimana dibawah, tetap simak.
(Si
Pembantu dan Tiga Nasip Malangnya)
Pada zaman
dahulu, dimasa Bani Israel ada seorang wanita hamil yang ditinggal mati oleh
suaminya. Suatu ketika wanita tersebut melahirkan bayi wanita di rumanya. Di
rumah tersebut si wanita juga mempunyai seorang
pembantu laki-laki. Usai wanita tersebut melahirkan, si wanita menyuruh
pembantunya untuk mencari kayu bakar arang untuk digunakan sebagai penerangan
dan perapian.
Ketika sedang
dalam proses mencari kayu, si pembantu terkejut didatangi oleh seorang
laki-laki asing. Anehnya laki-laki tersebut berkata pada si pembantu, “ Tuan,
engkau perhatikanlah tiga pesanku. Pertama bayi juraganmu yang telah lahir
kelak kalau besar akan menjadi isterimu. Kedua, sebelum jadi isterimu bayi
tersebut akan menjadi seorang Begenggek (PSK) yang menjadi langganan 100
laki-laki hidung belang. Dan Ketiga, bayi tersebut usai menjadi isterimu akan
mati tersengat oleh laba-laba.”.
Usai
mengutarakan pesan, laki-laki asing tersebut menghilang. Karena takut bahwa
laki-laki yang berpesan tersebut adalah Nabi Khidzir, maka pembantu tersebut
pun memutuskan untuk membunuh si bayi dengan cara menacapkan kayu berapi pada
perut bayi hingga keluar ususnya. Pasca itu pula si pembantu kabur meninggalkan
rumah juragannya. Ia berfikir bayi tersebut akan mati dan memutus skenario kejadian
sebagaimana dipesanan si laki-laki asing. Padahal sebenarnya si bayi tersebut
belum mati walau ususnya telah keluar, hingga beranjak dewasa.
Tahun demi
tahun beralu, si pembatu pun berganti nasip. Ia dikarunia Allah SWT status
sebagai orang kaya. Suatu ketika saat berkeliling pasar ia ditakdirkan bertemu seorang
wanita yang sangat cantik. Setelah lama mejalin interaksi hasilnya ia pun
tergoda dengan aura wanita tersebut. Karena cinta maka lelaki tersebut pun tak
memperdulian status sosial wanita tersebut yang memang seorang pemain seks
(begenggek).
“ Ku cinta
engkau apa adanya. Bukan hanya karena fisik engkau yang memang sangat menawan
bak bidadari Ainu Mardhiyyah di surga. Bukan pula karena perangai engkau yang
perlahan membangunkan sebuah kerinduan. Atau bahkan status sosial engkau ”,
pikirnya dalam hati tatkala menghabiskan waktu bersama. Hasilnya beberapa waktu
kemudian si pembantu yang telah menjadi saudagar kaya tersebut menikahi wanita
tersebut.
Suatu ketika si
lelaki bertanya pada wanita yang diperisterinya tersebut perihal asal usulnya
secara jelas. Karena ia pun mendadak teringat pesan laki-laki asing dimasa
lalunya saat ia masih menjadi pembantu. Seketika si laki-laki terkejut bukan
kepalang usai mendengar penjelasan masa lalu isterinya. Mulai dari status yatim
yang ditinggal ayahnya sejak kecil, tragedi penusukan seorang pembantu ibunya saat
masih bayi, hingga perjalanan kelam menjadi seorang wanita penghibur.
Namun karena
terlanjur mencinta maka laki-laki tersebut pun tidak kecewa apalagi marah. Ia justru
khawatir skenario ketiga sebagaimana
dipapar si lelaki asing terjadi. Hasilnya ia pun memutuskan membangun tembok
pelindung yang melingkari rumah kediaman, sebagai jaga-jaga ada sesuatu. Si
laki-laki pun lega usai beberapa bulan berlalu kejadian yang tak diharapan tak
datang menimpa istrerinya. Ia pun berfikir skenario ketiga tersebut sudah tak
berlaku lagi.
Suatu ketika
saat si laki-laki bekas pembantu tersebut menghabisan waktu dengan isterinya
didalam kamar pribadi. Ia terkejut dan takut usai mendapati seekor laba-laba menempel
di tembok kamar. Karena khawatir skenario ketiga menjadi kenyataan maka ia
memutuskan untuk membunuh laba-laba tersebut dengan cara memukulnya pakai
sepotong kayu. Laba-laba tersebut pun mati, jatuh tersungkur di tanah sambil mengeluarkan
cairan.
Saat wanita
tersebut hendak mendatangi suaminya untuk memeluk, tak sengaja si wanita
tersebut menginjak cairan laba-laba tersebut tanpa memakai alas kaki. Ternyata
cairan laba-laba tersebut memang beracun dan racunya masuk menyerang si wanita
melalui celah kuku.
Tak khayal seketia
itu pula si wanita jatuh pula tersungkur di tanah hingga tak lama kemudian ia pun
meninggal dunia.
Tulisan asli dibuat pada:
Tanggal : 29 Maret 2010
Tempat : PP.
Bumi Damai Al Muhibbin Tambakberas Jombang
Pengampu :
Kyai Haji Moh. Djamaluddin Ahmad
Peresume : Rizal Nanda Maghfiroh
.jpg)

Terima kasih atas masukan anda.