”Tuhanku
daripada aku pasti akan terjadi apa-apa yang layak dengan sikap kerendahanku
(Kekuranganku dan kebodohanu)” dan dari padamu Ya Allah pasti akan terbit
segala hal yang layak dengan kemulyaan dan kebesaran:
(Munajat
ke 4 Ibnu Attoillah)
“Tuhanku
engkau telah menyebut dirimu dengan sifat belas kasihan terhadap aku, sejak
belum adanya kelemahanku ini. Apakah ini engkau tolak diriku ini dari kedua
sifat-Mu itu setelah nyata adanya kelemahan dan kebodohanku”
(Munajat
ke 5 Ibnu Attoillah)
Sedikit Penjelasan Pengajian Kyai Djamal
Sifat-sifat manusia
itu asalnya jelek semua karena memang
manusia itu pada umumnya selalu menuruti hawa nafsu. Jika manusia punya sifat
bagus itu memang karena anugerah dari Allah SWT. Sifat awal manusia itu
jeleknya ibarat keringat kita atau kotoran kita, sangat berbeda dengan sifat
Allah yang sempurna maha baik atas segala sesuatu.
Manusia itu juga punya sifat lemah, tentu hal ini dibuktikan dengan
keadaan manusia yang menuntut bantuan dari yang lain. Manusia juga punya sifat
jelek, ada yang terlihat sikapnya, seperti; sifat ghibah, sifat namimah (adu
domba), suka membunuh, marampas (As Salbu), selingkuh (Perilaku ini dimetafoakan
babi yang suka selingkuh), minum-minuman keras, mencuri, berjudi, dan lain
sebagainya.
Namun manusia juga punya sifat jelek yang tidak terlihat (sirri)
tapi dapat dirasakan dampaknya, sebut saja; Sombong, Ujub, Riya, Sum’ah (Ingin
terkenal), dendam, dengki, suka kedudukan, cinta harta, dan lain sebagainya. Sifat
jelek yang terlihat atau pun yang tak terlihat semuanya mencegah seseorang
masuk ke surga, naudzu billah.
Oleh karena itu ita harus selalu minta pada Allah SWT agar dijauhan
dari hal-hal yang sebagaimana disebut diatas. Semisal saja, minta agar diberi
sifat baik yang terlihat (contoh: Sholat), atau sifat baik yang tak terlihat
seperti rendah hati.
Sang Sufi Syekh Ibnu Attoillah pengarang Al Hikam berkata; “Seseorang
jika bersungguh-sungguh menghadap Allah SWT maka hasil perjuangannya akan
memuaskan”.
Sedangkan Kiai Moh. Djamaluddin Ahmad berkata, “Jika kita saat
sholat merasa senang, saat mengaji kita cinta, saat berbuat baik terasa
bahagia. Maka kita harus bersyukur karena hal tersebut adalah anugerah (Fadhol)
dari Allah”.
Disisi lain dalam menjalani ibadah baik ibadah lahiriyyah atau
bathiniyyah harus disertai perihal tiga hal: Pertama Illa Allah artinya
Al Ittima’ (Bergantung pada-Nya), Kedua ‘ala Allah artinya Tawakkal
(Pasrah kepada-Nya), Ketiga Bil Allah Artinya Al Isti’anah (Minta Tolong
kepada-Nya).
Berkenaan dengan Allah, bahwa Allah itu selalu memberi kita sesuatu
yang berharga seperti saat kita sholat tengah malam. Maka Allah akan mejamin 3
hal; Pertama, Siapa saja yang pada waktu itu minta doa maka akan diijabahi.
Kedua, Siapa saja yang pada waktu itu minta ampunan maka dimaafkan.
Ketiga, Siapa saja yang pada waktu itu punya hajat maka akan
dikabulkan.
Berkenaan dengan Allah pula, bahwa pada zaman azali itu tidak ada
sesuatu apa pun kecuali Allah dan Dzat-Nya. Sebelum menciptakan segala sesuatu
Allah sudah menetapkan hal yang akan terjadi, karena Allah mempunyai sifat ilmu
dan iradat. Hal ini disebut sebagai Qadha’ sedang jika ketetapan Allah sudah
terjadi itu disebut dengan istilah Qadar.
Berdasar hal tersebut maka tidaklah heran jika disuatu wilayah yang
kondisinya penuh dengan pengaruh islam terdapat seseorang yang selalu berbuat keburukan.
Karena memang hal tersebut sudah ditentulan oleh Allah pada zaman azali.
Perstiwa Nabi Musa yang lolos dari tragedi pembunuhan bayi laki-laki oleh Fir’aun
juga merupakan sebuah kejadian yang telah ditetapkan oleh Allah sejak zaman
azali.
Sebuah Cerita
(Ibrahim
Bin Adham dan Putri Gila)
Ada riwayat
cerita dari sufi Ibrahim Bin Adham, dikatakan dalam cerita tersebut sebagaimana
berikut;
Pada suatu saat
hatiku (Baca: Ibrahim Bin Adham) memintaku untuk berkelana ke daerah Rum
(sebuah daerah di Romawi, di negara tersebut jika ditemukan orang beragama
Islam maka seketika langsung dibunuh). Lalu aku pergi ke negara Rum melewati
berbagai kota hingga sampailah diriku pada Ibukota negara. Disana terdapat para
penjaga yang terkenal kejam.
Tiba-tiba diriku kepergok ketahuan oleh mereka dan ditanya oleh
salah satu penjaga, “ Apakah anda seorang dokter ?”. Aku pun menjawab “Ya”.
Seketika itu pula aku bermaksud hendak dibawah ke istana oleh pasukan
tersebut. Salah seorang penjaga berkata padaku, “Di istana ini terdapat putri
raja yang sangat cantik menawan, namun sayang ia mempunyai kelainan gila. Berhubung
anda dokter maka anda harus mencoba mengobati sang putrid. Jika anda tak berhasil
maka anda akan dibunuh.
Seketika itu aku pun mengucap lafadz; “La Khau laa wa laa Quwwata
Illa Billah”. Anehnya pasca itu pula semua pasukan tersebut tewas. Maka aku (Ibrahim)
pun masuk ke dalam istana menemui putri gila tersebut.
Tiba-tiba sang putri mengucap, “Ya Aba Iskhaq mana salam tauhid mu”
“Dari mana engkau tahu namaku ?”, tanyaku.
“Aku pernah meminta pada Allah agar mengirim seorang dokter untuk
mengobatiku”, jawab putrid cantik tersebut.
“Sejak kapan engkau berdoa ?”, tanya ku lagi.
“Sejak empat tahun yang lalu”, jawab putri
Setelah itu aku (Ibrahim Bin
Adham) pun mengobati putri negara tersebut selama empat hari. Suatu
ketika putri raja tersebut berkata, “Ya Aba Iskhaq bolehkah aku ikut hijrah
bersamamu ke negeri Islam”.
“Engkau tak takut pada raja dan pasukannya ?”, tanyaku.
“Jangan takut karena Allah itu selalu menjaga umatnya”, papar putri
menyahut.
“engkau benar”
Pada pagi harinya aku (Ibrahim) bersama si putri memutuskan untuk
kabur dari istana. Anehnya tak satu pun
dari pasukan tersebut mengetahui kaburnya kami. Dengan mudahnya kami berhasil
meninggalkan istana dan negeri tersebut dengan selamat tanpa diketahui oleh
raja dan pasukan penjaga.
Aku pun membawa putri tersebut menuju Masjidil Haram Makkah. Disana
si putri selalu berpuasa pada pagi harinya dan pada malam harinya ia habiskan
untuk beribadah. Hingga akhirnya putri tersebut berakhir Khusnul Khattimah usai
menghembusan nafas terakhirnya di Masjidil Haram pula, dan dimakamkan di depan
pintu kuburan makhla’.
Kesimpulan Singkat.
Pertama, Tabiat sifat
asal manusia adalah jelek, jika manusia mampu mempunyai sifat baik maka itu
merupakan anugerah (Fadhol) dari Allah. Kedua, Segala sesuatu yang ada
di kehidupan ini telah ditetapan oleh Allah sejak zaman Azali, sebagaimana
kisah Ibrahim Bin Adham dan Putri Gila sebagaimana diatas.
------
Tulisan asli dibuat pada:
Tanggal : 02 Maret 2010
Tempat : PP.
Bumi Damai Al Muhibbin Tambakberas Jombang
Pengampu : KH. Moh. Djamaluddin Ahmad
Peresume : Rizal Nanda Maghfiroh
0 Komentar
Terima kasih atas masukan anda.