![]() |
Foto: Liputan6 |
Dalam mencapai derajat Muhibbin, Syekh Ma'ruf Al Karkhi mendapat ujian yang
berat dari Allah SWT sebagi pembuktian pantas lulus atau tidak.
Pertama, Syekh Ma'ruf Al Karkhi pernah dikondangkan oleh para wali tentang
derajat mahabahnya. Karena merasa lebih suka dicela daripada dipuji, akhirnya
Syekh Ma'ruf Al Karkhi pun memutuskan untuk masuk ke kamar ganti lalu mencuri
pakaian milik orang yang sedang mandi.
Syekh Ma'ruf Al Karkhi urung kabur, justru beliau berusaha agar tindakan
pencuriannya diketahui oleh orang. Semata mata tindakannya hanya agar ia dicela
orang daripada terus terusan dipuji.
Hingga akhirnya Syekh Ma'ruf Al Karkhi pun dipukuli oleh orang orang sampai
wajahnya berdarah. Karena orang orang mengira syekh Ma'ruf Al
Karkhi benar benar seorang pencuri. Meski demikian Syekh Ma'ruf justru lebih
merasa lega daripada kondisi awal yang kenyang pujian.
Akhibat tindakannya kala itu, setiap orang yang berjumpa dengan syekh
Ma'ruf pun memanggilnya dengan sebutan " Ini Pencuri Pemandian".
Kedua, suatu saat Syekh Ma'ruf Al Karkhi mendapat undangan tasyakuran dari
tetangganya. Segeralah beliau mendatangi rumah kediaman tetangganya tersebut.
Namun sesampai di sana, Syekh Ma'ruf justru diusir dengan dalih ia bukan
tercatat sebagai tamu undangan. Seketika itu beliau pulang kembali ke rumahnya.
Sesampai dirumah, Syekh Ma'ruf dikejutkan dengan seorang anak yang membawa
undangan tasyakuran tetangga yang telah mengusirnya. Segeralah pula ia kembali
lagi ke rumah tetangganya yang tasyakuran dengan dalih memenuhi undangan.
Namun disana untuk kedua kalinya Syekh Ma'ruf Al Karkhi diusir kembali,
dengan alasan yang sama. Beliau pun untuk kedua kalinya kembali lagi ke
rumahnya.
Kejadian semacam ini pun berulang ulang hingga ke empat kali. Tetangganya
yang memang aslinya sedang mempermainkan Syekh Ma'ruf pun heran dengan perangai
Syekh Ma'ruf. Ia pun memutuskan untuk bertanya tentang apa alasan yang membuat
Syekh Ma'ruf berperangai demikian.
Jawab Syekh Ma'ruf, " Aku ini seperti anjing. Pergi kalau disuruh
pergi, dan datang ketika di goda (iming iming: jawa) dengan daging".
Ketiga, Syekh Ma'ruf Al Karkhi diuji dengan di Mukasyafah mata batinnya oleh
Allah, hingga beliau diperlihatkan 40 bidadari. Ujian kali ini Syekh Ma'ruf
sedikit tidak kuasa, hingga beliau sejenak terlepas pandangannya dari Allah.
Akhibatnya, derajat Mahabah yang hampir didapat Syekh Ma'ruf Al Karkhi
pun sirna.
Karena merasa salah, syekh Ma'ruf Al Karkhi pun bertaubat Kamil. Hingga
Allah SWT pun kembali memberikan kesempatan lagi tentang ujian serupa untuk
mencapai derajat Mahabah.
Syekh Ma'ruf Al Karkhi kali ini kembali diperlihatkan bidadari. Tak
tanggung-tanggung, jumlahnya meningkat dua kali lipat. Dadi awalnya 40 bidadari
menjadi 80 bidadari yang berparas menggoda. Namun keteguhan hati Syekh Ma'ruf
Al Karkhi 80 bidadari tak mampu menjadi penghalang untuk Mahabah pada Allah.
Syekh Ma'ruf Al Karkhi pun lulus ujian, hingga mampu mencapai derajat Muhibbin.
(Tamat)
Sumber:
Pengajian Al Hikam KH. Moh. Djamaluddin Ahmad
2 Komentar
Kala mahabbah sudah menyatu dengan jiwa, semua sirna tanpa rasa. Ego pun terusir tanpa diminta. Mantap artikelnya. Tq
BalasHapusTerima kasih atas kesediannya berkunjung
HapusTerima kasih atas masukan anda.